Renungan Seorang Dhejhen

Kampung gw sekarang lagi banyak perceraian, gak tau kenapa mereka lebih memilih bercerai. kalu gw perhatiin sih cuma gara2 ulah sang suami(kebanyakan) dikarenakan kurang merasa puas, entah dari segi finansial n kebutuhan jasmaniah mereka. Alang

Sekarang aku mulai tersentuh sengatan cinta , tapi cinta ini aneh bin ajaib. Aku sendiri tak tahu akan kunamakan apa cinta ini. Memang benar cinta tak mengenal bulu dan tak mengenal usia, diusiaku yang ketigapuluh ini baru kutemukan kecocokan orang yang kucari selama ini. Akankah ia menjadi pendampingku slamanya? Hanya waktu yang dapat membuktikan! Alhasil aku hanya terpokus pada rupanya saja tanpa memandang yang lain lagi. Memang cinta itu buta, akupun telah dibutakan oleh cinta, oh sang pencipta cinta berilah aku penjelasan- MU kenapa aku harus merasakan cinta yang seperti ini. Kalau manurut THE VIRGIN cintaku ini cinta terlarang dan menurut KHALIL GIBRAN cintku cinta gila tpi menurutku cinta yang aneh karena ia datang dengan tiba-tiba tanpa kusadari ia melekat begitu kencang dalam sanubariku tanpa bisa kutolak dan ku hindari, ia hadir begitu saja! Oh betapa malang nasib ini hingga harus merasakan cinta yang seperti orang-orang biasanya, cintaku agung, tulus dan murni t

beberapa minggu yang lalu, gw sempat merenung akan arti sebuah kesempurnaan. benarkah kesempurnaan hanya milik TUHAN dan kita tidak boleh memiliki kesempurnaan itu! yang menjadi pertanyaan gue, kalau kita tidak dapatkan apa itu sempurnaan berarti untuk apa kata itu tercipta? aneh memang kalau kita pikir-pikir kembali bahwasanya manusia takkan pernah bisa sempurna hanya mungkin mendekati kesempuranaan. saya ambil contoh misalnya saja kasus yang baru-baru ini menimpah seseorang pigur yang kita kenal cukup baik dengan GOLDEN WAY nya , pernah terjebak dalam memberikan jalan emasnya bahwa wanita yang suka minum-minuman keras, berjudi, pemakai narkoba dan sering pulang pagi karena clubing tidak layak dan tidak pantas menjadi seorang isteri/pasangan yang baik! kalau kita telaah dengan seksama memang tak ada salahnya apa yang dianjurkannya tetapi apakah pantas manusia menilai bahwa baik buruknya seseoang hanya dilihat dari perilakunya saja alangkah bijaksananya jika kita juga tak menghakimi se